Jumat, 21 Desember 2018

KRITIK DESKRIPTIF


KRITIK DESKRIPTIF
Kritik deskriptif adalah kritik yang menjelaskan sebuah kritik seolah kita adalah seorang jurnalis arsitektur atau sejarahwan dan menilai bangunan secara apa adanya bedasarkan pengalaman. Pada kritik deskriptif, kita menjelaskan bagaimana perasaan kita terhadap sebuah bangunan dengan merasakan bangunan tersebut dan kemudian mencatatnya.
Menurut Hidayat syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu.  Sedangkan menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk  menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.
Ciri-ciri Kritik Deskriptif :
1.      Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.
2.      Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
3.      Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya
4.      Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.
·         Contoh Kritik Deskriptif dengan metoda Depictive Criticism (Gambaran bangunan)

                Playhouse atau yang sering disebut dengan rumah bermain adalah salah satu hasil karya dari biro arsitek Aboday yang terdiri dari 3 orang arsitek Indonesia yaitu Ary Indra, Rafael David, dan Johansen Yap. Playhouse ini dibangun sekitar tahun 2010 yang berlokasi di Bumi Serpong Damai, Tanggerang.

                 Dapat dilihat bangunan rumah yang diberi nama Playhouse ini di miliki oleh keluarga kecil dengan memiliki anak berusia 5tahun maka dari itu pada saat perancangan sang arsitek memikirkan bahwa karakteristik anak adalah senang bermain dari situ dapat diasumsikan sebagai konsep bangunan. Dengan karya-karya lainnya yang memiliki ciri khas tersendiri yaitu dengan sentuhan desain yang unik dan kontemporer maka terciptalah slide(prosotan) yang menghubungkan antara lantai atas dan lantai bawah rumah tersebut.
                                                                                                 

       Rumah dengan 2 lantai ini terasa asri dan nyaman. Dengan pendekatan kontemporer yang unik menyajikan sebuah prosotan yang menghubungkan ruang atas dengan ruang bawah. Diberikannya sebuah prosotan untuk menunjang suasana rumah yang menyenangkan dan menjadikan tempat favorit untuk bermain, karena prosotan ini menghubungkan ruang tidur anak dengan dapur pada lantai bawah.
     Penggunaan bahan beton dipilih menjadi bahan material utama. Penggunaan beton tidak hanya digunakan dalam pembuatan dinding, melainkan pengaplikasian untuk penutup atap sebagai pengganti genteng. Ini menjadikan tantangan tersendiri bagi para arsitek dikarenakan iklim di Indonesia yang cenderung tropis, sedangkan beton sendiri dikenal dapat menangkap energi panas matahari. Dari permasalahan ini diberikan solusi berupa peninggian dari langit-langit atap yaitu sekitar 10meter dengan menggunakan lapisan khusus dari membran tahan panas serta pada permukaan atap dan dinding luar diaplikasikan dengan penanaman tanaman rambat. Dari pemecahan masalah ini meuncullah sisi estetik yang membantu untuk mengurangi energi panas matahari secara internal.

     Arsitek menerapkan metode form follow function yaitu bentuk bangunan didasari  oleh fungsi dari bangunan tersebut, sehingga bentuk dan fungsi penggunaan bangunan sesuai. Playhouse ini terdiri dari tiga kamar tidur, dua dapur, dua ruang tamu,satu ruang kerja, koridor dengan skylight, bukaan besar ke ruang duduk, serta area servis di lantai atas.
      
Dinding dan struktur semua terletak dalam satu garis yang mencerminkan rasionalitas dan efektifitas yang baik. Jika muka bangunan cenderung tertutup, maka interiornya lebih terbuka ke arah halaman belakang yang tidak luas. Ruang terbuka didominasi oleh palet putih dan abu-abu dinding beton yang diekspos serta langit-langit. Pintu kaca dengan bukaan lebar memisahkan, sekaligus menyatukan secara visual,ruang duduk dengan halaman itu. Di lantai atas, sebuah teras kecil di samping kamar tidur utama digunakan untuk membiakkan beberapa jenis tanaman.

          Penggunaan banyak bukaan serta skylight berfungsi untuk memaksimalkan kualitas cahaya yang masuk pada ruangan. Serta pada ruangan utama bukaan juga berfungsi untuk memberikan aliran udara segar masuk kedalam ruangan karena pencahayaan dan penghawaan alami sangat berperan pada kualitas ruangan. Pemilik rumah juga telah memilih untuk menanam pohon-pohon besar pada posisi strategis untuk memberikan naungan pada saat-saat tertentu ketika matahari sedang terik. Beberapa strategi sederhana ini dengan sangat cermat telah memberikan solusi untuk banyak masalah umum yang terjadi untuk menghindari akumulasi panas di dalam rumah.    

SUMBER : 
http://www.aboday.com/
http://archikets.blogspot.com/2016/09/kritik-deskriptif.html
http://www.archdaily.com